Idea About Networking (I)
Refleksi seputar masyarakat modern, pentingnya membangun sebuah jaringan, dan mengembangkan sikap koorperatif (diplomatis) serta keahlian tertentu ditinjau dari sisi kepentingan (business)
Masyarakat modern bisa didefinisikan sebagai sebuah kumpulan jejaring (network) yang masing-masing memiliki spesialisasi fungsi dan tugas. tiap-tiap noktah (unit) secara sadar atau tidak sadar bekerjasama sehingga menjadi sebuah kesatuan masyarakat modern. Bila seseorang dikucilkan terpisah dari network ini, maka ada banyak hal yang tidak bisa berjalan semsetinya (not work).
Sebagai contoh, sebuah aktivitas sederhana seperti sarapan pagi berupa nasi goreng merupakan kumpulan dari hasil kerja keras dari banyak manusia di dalama jejaring masyarakat modern. Beras pulen yang lezat mungkin saja berasal dari hasil panen padi di Cianjur. Mesin gabahnya mungkin berasal dari China. Mobil truk yang membawa beras dari petani ke pasar induk mungkin merupakan mobil buatan Jepang. Suku cadang mobil tersebut bisa saja dibuat dari Thailand. Bahan bakarnya berasal dari minyak mentah yang bisa saja ditambang di Saudi Arabia dan disuling di kilang di perusahaan minyak Belanda dan Inggris. Harga minyak tersebut mengacu pada perdagangan minyak di pasar komoditas di Amerika Serikat.itu baru berasnya. Belum menghitung kompleksitas jejaring yang bekerjasama lintas ruang dan waktu untuk menghasilkan minyak goreng, wajan, piring, bumbu, gas dan lain-lain. Coba bayangkan jika suatu negara yang melakukan fungsi khususnya mengalami gangguan, dampaknya pasti akan berlangsung menyeluruh.
Begitupun diri kita, seandainya kita tak bisa melakukan spesialisasi pada suatu fungsi atau tugas, maka kita takkan bisa berada di jejaring masyarakat modern. Untuk itu, di masa-masa sekarang ini penting sekali bagi kita untuk menjadi seseorang yang ahli di bidang tertentu dan mengambil bagian dari jejaring masyarakat modern.
Ironisnya dalam teori nash equilibrium yang diajukan oleh john nash dalam game theory (gagasan utamanya dari von neumann dan morgenstern tentang fenomena yang disebut prisoner's dilemma), dalam jangka pendek dan interaksi yang hanya terjadi sekali saja, ada kecenderungan individu untuk saling mejegal sehingga merugikan semua pihak yang terlibat. Riset ini dilanjutkan oleh pemenang nobel ekonomi 2005, Robert Aumann, untuk interaksi yang berlanjut dan jangka panjang. Berbeda dengan hasil sebelumnya, dalam interaksi yang berlanjut dan jangka panjang, tiap individu akan memiliki insentif untuk bekerjasama. Pasalnya, manfaat jangka panjang dari kerjasama akan jauh lebih besar daripada menjegal untuk mendapat keuntungan besar hanya sekali di awal interaksi.
Pelajaran penting dari buah pikir para pemenang nobel ekonomi tersebut adalah bahwa dalam business *baca: kepentingan* perlu melihat interaksi dari perspektif jangka panjang. Dengan begitu, tiap individu akan bekerjasama untuk mencapai kemajuan bersama meski masing-masing memiliki kepentingan yang mungkin saja berbeda
Sumber acuan postingan : forum manajemen, "the power of Networkthinker"
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment